PLP Day 24

Seperti janji saya sebelumnyaaa....

Hari ini saya merasa cukup sukses mengajar. Sepertinya masih terlalu cepat, tapi setidaknya lebih baik daripada sebelumnya. Anak-anak cukup terkontrol. Sebelum masuk kelas saya dek-dekan sekaliiii… karena saya belu sempat observasi kelas ini (kelas 3-4 SDLB Tunagrahita sedang). Dan saya tahu anak-anak dikelas ini semuanya “bertingkah”. Ada 4 orang, Reggy, Isti, David, Ramdan. Saya akan ceritakan kesemuanya..

Reggy, pertama kali saya bertemu reggy saya kira dia perempuan yang tomboy. Tapi ternyata ia adalah laki-laki yang mukanya seperti perempuan. Perilakunya tetap eperti laki-laki karena ia suka mencium!! Selain suka mencium ia suka towal-towel perempuan baik itu temannya maupun gurunya. Saya baru tahu hari ini bahwa kepala Reggy empuk. Seperti kepala anak bayi, mungkin itu yang membuat orangtuanya memanjangkan rambutnya. Mungkin itu pula yang membuat bentuk kepala Reggy agak aneh. Kalau kita memarahi atau member pengertian kepada Reggy tentang suatu hal, dalam waktu 2 menit ia akan melupakan perbincangan kita.

Isti, adalah satu-satunya perempuan di kelas. Mungkin karena ia perempeuan satu-satunya, tindakannya seperti “mami-mami”. Hehe.. Ia yang paling sering memarahi Reggy. “REGGY! Nanti dibilangin ke aa’ nya lho.. biar pulang aja g usah belajar!” hehe… Isti selalu melaporkan apapun yang terjadi di kelas kepada gurunya.

David, adalah yang paling baik diantara 4 orang anak di kelas. Ia juga paling pesat kemajuannya. Tapi kalau sudah mulai “ngadat” David jadi suka ngomong cepaaaaaaaat sekali sehingga tidak aka nada orang yang mengerti dan akhirnya dia marah-marah.

Ramdan, adalah anak yang… huffhh… Kalau kita bertanya padanya tentang mteri pelajaran, ia akan diam, tapi kalau kita beralih ke temannya, ia akan mengacaukan kelas. Setiap melihat Ramdan entah mengapa saya merasa ia tidak diperhatikan di rumahnya sehingga ia membawa rasa kesal ke sekolahnya. Ramdan selalu berkata-kata kasar dan sangat sering keluar kelas. Menurut orangtuanya, di rumah Ramdan juga sangat sering keluar kelas. Ramdan, sama sekali tidak bisa dikontrol.

Keempat anak dikelas meminta perhatian penuh dari setiap guru yang masuk. Itu membuat saya stress. Tadi malam saya mempersiapkan pembelajran sampai pukul 12 malam.

Materi pembelajaran tentang habitat tnaman dan cara merawat tanaman. Jadi yang saya lakukan adalah membuat poster gambar kebun dan kolam, saya tempelkan di karton. Mencetak foto gambar tumbuhan air dan darat dan menempelkannya di karton. Nantinya anak-anak akan saya minta menempelkan gambar tanaman pada poster habitatnya yang sesuai. Setelah itu, yang akan kami lakukan adalah merawat tanaman di sekolah. Saya membawa pupuk dan penyiram tanaman. Tapi tadi malam saya masih takut anak-anak akan lepas control. Ah, saya berdoa saja…

Di kelas… 5 menit pertama yang seharusnya berisi warming up, berubah jadi: saya geleng kanan geleng kiri kebingungan. Tapi saya segera menenangkan diri dan memutar kursi anak-anak jadi posisi duduk melingkar. Saya duduk diantara Reggy dan Isti. David duduk disebelah Isti. Ramdan duduk di depan Reggy. Saya memulai pelajaran. Ramdan langsung keluar kelas sambil berkata “Dodol ah belajar waeeee”, “dodol laahh!” bla3x saya tidak mendengar. Saya hamper keluar ingin mengejarnya tapi gru pembimbing saya katakana biarkan saja. Saya mulai pelajaran. Ramdan bolak-balik keluar kelas. Tidak lama ia mulai mengacaukan pelajaran. Saya mengancamnya tidak akan ikut jalan-jalan keluar kalau ia tidak tertib dan ini jawabannya: “BAE WEE.. Keluar wae ibu saya mah hayang bobo! Embung ngilu!” yang artinya kurang lebih “bodo amat sana aja ibu keluar saya males iku keluar mau bobo aja..”.

BAM!

Saya kesaaaaaal! Sudahlah tapi saya diamkan saja, saya benar-benar berpura-pura dia tidak ada. Dan sepertinya ia merasa terganggu dengan sikap saya yang mendiamkan dia, selalu mengambil media pembelajaran dari tangannya dan lain-lain. Dia terganggu dengan sikap marah saya.

Akhirnya pelaajaran sampai pada praktek memelihara tanaman. Pertamanya Ramdan tidak ikut, tapi tidak lama ia mengikuti kami, dan begitu saya melihat Ramdan, langsung saya Tanya, “ramdan mau ikut merawat tanaman? Ini ibu kasih tanggung jawab Ramdan menjadi penyiram, mau?” ia mengangguk… Alhamdulillah!!! Dan sejak itu Ramdan nempel terus, mengikuti pelajaran, dan walaupun ia tetap tidak banyak bicara, tapi ia membuat kondisi kelas lebih kondusif. Reggy masih jail, tapi saya tidak terlalu terganggu dengan Reggy. Saya jauh lebih terganggu dengan anak yang diam dibandingkan anak yang jahil.

Ketika kami semua masuk kembali ke kelas, Ramdan tidak lagi keluar-keluar. Ia duduk rapi di samping saya dan mau mengikuti pelajaran.

Hasil akhir pembelajran saya,anak-anak mengerti materi yang saya berikan. Tapi mereka masih belum bisa menghapal nama-nama tanaman. Mereka sekedar mampu mengelompokkan mana yang tanaman darat dan mana yang tanaman air.

Setelah pelajaran usai, guru kelas meminta saya menjaga kelasnya sampai bel istirahat. Ada waktu 30 menit. Saya minta anak-anak mengeluarkan buku tulisnya dan saya bombing mereka menyelesaikan pekerjaan mereka masing-masing.

Saya bimbing Ramdan secara eksklusif dan ia berhasil mengerjakan pekerjaannya yang ia diamkan sejak 2 hari yang lalu, saya nilai, saya beri gambar senyuman yang besar. Saya senyum padanya dan saya katakana “Ramdan, ibu senang sekali Ramdan tertib hari ini” dan ia menduduk sambil senyum. Hihihi… kemudian ia katakana sesuatu yang membuat saya merasa bangga sekali.. “Bu, sekarang belajar berhitung..” Saya mau nangis dengernya… Mungkin ini hal biasa untuk anak lain, tapi bagi Ramdan ini adalah kemajuan.

Reggy sangat amat mengganggu Isti ketika saya konsentrasi pada Ramdan, jadi ketika saya selesai memberi nilai pada Ramdan, saya konsentrasi pada Reggy. Isti dan David mengerjakan tugas dengan konsentrasi.

Ketika keluar dari kelas, saya keluar dengan tersenyum.

Guru pembimbing saya katakana RPP saya sudah sangat baik, penampilan saya juga sudah baik. Hanya saja media saya masih kurang besar, dan saya masih kurang bisa mengatur kecepatan bicara. Baiklah saya akan lebih banyak belajar. Oh ya, mungkin, sometime this week or next week, saya dan guru pembimbing akan melakukan Home Visit ke rumah siswa yang jarang masuk. Saya belum tahu siapa yang akan kami kunjungi, tapi saya excited sekali.

Alhamdulillahirabbil alamin…

Besok kami ekskul keterampilan, kami akan mengajak siswa SMP dan SMA bernyanyi, masih Ibu Kita Kartini. Kalau anak kelas Autis masuk, mungkin saya akan mengisi disana.

0 Response to "PLP Day 24"

Post a Comment