melancholy

Blog seseorang mengarahkan saya pada blog lainnya, get your melancholy on

Sudah beberapa kali saya membaca blog itu, dan petang ini, karena membaca blog itu, saya mendadak merasa rindu yang menyedihkan tapi juga bersyukur. Sudah sejak lama sejak terakhir kali saya merasakan melankolis. Sendu-sendu gimanaaa gitu.

Dulu saya hampir selalu dalam keadaan melankolis. Merenungi kehidupan saya: diam, layu, sayu. Saya tidak berekspresi murung tapi hati saya yang merasakannya.

Saya menikmati melankolisme saya, membuat saya jadi terus menulis, berkarya, dan memiliki alasan untuk menyentuh sisi lain dunia saya: imajinasi. Saya sempat memelihara dan tidak ingin meninggalkan teman imajinasi saya. Dari mulai namanya adalah rangga dan ia tertabrak mati saat hendak menyeberangkan saya. Rangga kemudian saya panggil Mas, yang hidup di dunia berbeda, bersi bijaksananya saya.

Baru kali ini saya membuka identitas mereka.
See, ini berarti saya mulai melepaskannya. Apakah iya?

Mungkin kehidupan telah membuat saya terpaksa dewasa. Kedewasaan membuat saya HARUS meninggalkan itu semua. Sekarang saya terjerat oleh pekerjaan, keinginan untuk segera lulus, aktifitas membuat sarapan, cemas ketika suami belum pulang, doa ingin segera diberi keturunan, mencari celah mendapatkan tambahan uang untuk beli rumah, mencarikan suami saya pekerjaan yang lebih baik, daaan lain-lain: semua dunia tanpa imajinasi.

Malam ini saya rindu drama-drama kehidupan lama saya. Saya rindu sosok ScHeiKa yang kehadirannya saya lebih-lebihkan; Sosok yang saya katakan adalah MAS dalam kehidupan nyata: seorang pemain harmonika yang sering berdrama dengan saya; Seseorang yang selalu hadir di hujan sore hari. Teman-teman pada suatu masa yang semuanya menyimpan kebohongan: mereka bukan teman sejati tapi mereka sungguh adalah cipratan gelap kehidupan saya yang kemudian membuat saya terinspirasi.
Mereka semua sudah menjalani kehidupannya masing-masing, begitu pula saya. Sebagian dari mereka terpaksa "nyangkut" dengan saya, sebagian lagi hilang, sebagian lagi datang dan pergi.

saya rindu perasaan melankolis itu. Apakah tampak tidak bersyukur pernyataan saya barusan. Bagaimana bisa seseorang tidak menikmati masa bahagianya?

p.s: saya akan sidang skripsi beberapa hari lagi. so much reality but i'm to tired to dream

TA

selalu saja ada ujian dari atas sebelum kita menghadapi ujian sidang. sebelum saya sidang proposal, karya saya sakit. sebelum sidang karya ilmiah, karya saya hilang. sebelum sidang ujian akhir semester untuk mata kuliah yang paling sulit, printer ngadat.
daaaaaaaaaaan lain-lain
hari ini adalah hari terakhir pengumpulan berkas ujian dan dosen pembimbing pertama saya ribet.

oke, saya tidak akan cerita, karena saya sudah 4x bercerita. tapi saya cuma mau numpang ngeluh, biar air mata saya ngga jadi keluar. berharap tetap bisa berdiri, dan ngga lemes seperti ini

can i do it?

sempat merasakan banyak keraguan.. apakah saya mampu?

can i?