seberapa besar pun keinginanku untuk menjadi temanmu, aku tidak akan bisa menjadi temanmu. Setidaknya untuk saat ini. Itulah yang membuat pertemanan kita secara nyata menjadi sesuatu yang membuatku merasa salah.
mungkin ini terjadi karena aku terlalu banyak mempertimbangkan berbagai hal.
Tapi ini tapi itu bagaimana kalau begini bagaimana kalau begitu.

Kalau suatu saat kau ingin menemuiku, cari saja aku, jangan memintaku untuk bertemu denganmu. Itu akan membuatku diam tak bisa bicara. karena aku merasa salah.

Hari ini... jadwal saya cukup padat. Saya berangkat ke cinere dari kramat jati bersama abang, drop off di pasar minggu, naik angkot 61 sampai cinere mall dan nyalon dari jam 10-13.00
hehehehe...
Sampai di rumah tadi pukul 13.30 berniat menemani nenek saya yang ternyata sudah tidur, jadi saya mau mengerjakan skripsi saja.. nyalakan komputer. pasang lagu-lagu soundtrack glee.. ganti status.. lihat foto-foto di facebook. Dan sekarang saya katakan pada diri saya sendiri lebih baik saya menulis blog dulu karena saya sedang bahagia, teriak-teriak di rumah saya yang sedang kosong menyanyikan lagu glee...

lagu ini sudah saya nyanyikan 3 kali secara terus menerus:




kenapa? Karena saya tahu seorang sahabat saya sedang dalam masa sulit. Saya tahu ia membutuhkan tempat untuk "lean on". Saya siap mendengarkan semua keluhannya jika saja saya punya keberanian.
Rasa takut -berdasarkan renungan saya pada hari Jumat kemarin di angkot setelah chatting, adalah perasaan tidak enak, tidak nyaman yang timbul ketika kita melakukan kesalahan. Kesalahan itu bergantung pada hati nurani kita. Manusia waras di anugerahi hati nurani, ketika kita melakukan sesuatu dan merasa takut, berarti ada kesalahan yang kita perbuat. Belum tentu orang lain menganggap itu adalah suatu kesalahan, tapi kalau kita merasa takut mungkin kita tahu bahwa ada kesalahan didalamnya.

Seperti kakek saya sering katakan, kita tidak pernah benar-benar tahu apakah yang kita lakukan benar-benar terbebas dari dosa atau justru sangat berdosa. Makanya agama adalah bagimana perasaan kita. Suatu waktu saya pernah ditunjukkan oleh kakek saya sebuah ayat yang kurang lebih isinya memberi tahu kita ketika kita melakukan sesuatu yang kita takut orang lain mengetahuinya kita sudha mendapat dosa.

ANYWAY...

ganti bab..

Jodoh. Jodoh itu aneh; mungkin karena benar-benar tidak jelas-blur. Hehehe... Ketika SMA dulu YN pacaran sama HS kemudian mereka putus dalam keadaan yang sangat menyakitkan YN. Ketika kuliah YN merencanakan pernikahan dengan seorang yang berbeda tapi namanya juga HS. YN bilang, jodoh itu aneh!! mungkin dulu waktu SMA dia salah memilih orang yang namanya HS. Mendekati waktu lamaran, YN dan HS yang baru putus karena satu dan lain hal. YN kemudian menikah dengan orang lain, dan tidak lama kemudian HS menikah dengan seseorang bernama YN juga.
NYAHAHAHAHAHAHa!!! ini kisah nyata! lucu, dan sedikit menyedihkan. Kenapa menyedihkan? karena ini semua menunjukkan betapa manusia itu sangat-sangat kecil ilmunya, dan bagaimana perasaan seringkali membuat mereka jadi kurang waras.

udah ah, mau nyanyi lagi, atau ngerjain skripsi supaya besok bisa ketemu temen-temen di bandung.. bolehkah saya ke bandung lagi besok?


*LeaN_oN_yOU_by_jaywan

I miss u even more after we met
I miss u even more after we chat
I miss u even more after u say how much u miss me

I miss u so much, i really do

today, i finally have my precious self time. And in this precious self time i packed all my stuff from my room in bandung to one box and one bag. Hebat. Sisa barang-barang lainnya ada yang saya buang, masukkan ke diary jika bisa, atau saya sumbang kan ke entah siapa. Saya banyak menemukan barang-barang semacam pin hadiah dari special someone yang tidak pernah saya pakai entah kenapa, menemukan surat dari sahabat smp saya dimana didalamnya terdapat graffiti nama saya, menemukan beberapa tiket nonton yang saya simpan dan saya masih ingat sama siapa aja itu saya nonton nya... daaaaaaaaan lain-lain...
Saya juga bermain bersama si zaki.. kangen banget!! *later on i will post his photos

Hmph... besok mulai lagi deh.. ber skripsi. Jam setengah 10 ketemu pak nia untuk menetapkan pengganti dosen pembimbing 1, kemudian bertemu bu oom untuk bimbingan. Tadi bu Oom sudah telfon dan mengatakan: "ibu udah baca proposal afifa yang lewat email itu.. hehee... sepertinya harus lebih banyak baca tentang metode penelitian dulu fa.. tapi besok kita diskusikan deh ya..." hehe.. sip lah bu, karena saya sudah baca buku penelitian dan itu membuat saya shock dan stres sampai ngga tau kalau digigit nyamuk DB. HIAKS!

kemudian saya akan nganggur dari jam 12-14 karena menunggu travel saya jam 15.00. baiklah saya akan mengurung diri di perpustakaan pura-pura belajar.. atau MAKAN!!! hehehehee... karena si deis nggak bisa dateng.. elsa kemungkinan nggak datang. Huh... yang dikangenin pada nggak ada.. untung lah masih ada unie.. walaupun sama unie mah kmaren udah kangen-kangenan..

eh iya.. people cekidot ya:

boleh cari versi video yang lebih baik tapi saya belum menemukan.. oh.. lagu yang sangat tidak saya sukai itu jadi lebih catchy dan enak didengar dan loncat kelas..

apa kabarmu??? kamu kenapa???

aku sama sekali tidak bisa mengerti apa yang kau ceritakan dan semua itu membuat ku cemas. Aku tidak suka cemas. Tanpa harus cemas aku sudah selalu dalam keadaan panik. Kamu kenapa? apa kabarmu? kamu kenapa?

Huaah..mungkin karena banyaknya hal yang ingin kutuliskan dan sedikitnya waktu yang ak miliki, jadi setiap ada kesempatan menulir rasanya seperti orang kalang kabut ingin smuanya dikeluarkan dan hasilnya adalah tulisan yang tidak enak dibaca.
Hm.. Sebenarnya bukan tidak ada waktu..lebih tepatnya tidak ada kesempatan untuk sendiri menikmati my precious self time.
Saya tuliskan itu bukan berarti tidak bersyukur atas apa yang terjadi selama ini..tapi sekedar cerita saja..

Sekarang ini saya sedang menunggu travel saya berangkat. Saya terlalu cepat 50 menit. Hehe.. Itu tadi karena saya ke bank dulu jadi kecepetan deh..
Akhirnya.. Bandung..here i come..
Hari ini menghabiskan waktu di pasca.. Besok di ruang bu oom.. Jumat di jurusan.. Entah kemudian apa lagi..
Saya ingin buru-buru menyelesaikan skripsi tapi di sisi lain juga ingin santai saja.

Saya menuliskan di facebook beberapa waktu yang lalu: kangen bandung..dan embel-embel nya

Embel-embel itu, ya apalagi kalau bukan teman-teman saya, blue feeling, rasa kangen yang diiringi perasaan bersalah luar biasa, TIGA, dek-dek an, kabur-kaburan, long walk on roadside..
Huff.. Dan lain-lain lah..


Hehe..kenapa saya slalu menyebut namanya dengan cara yang berbeda-beda..

walaupun masih sering ignin menulis, akhir-akhir ini sangat sering saya meninggalkan tulisan saya begitu saja. Malas melanjutkannya, bosan. Saya tidak membuang tulisan-tulisan itu. Yang saya tulis di buku harian tetap ada, yang sudah saya tulis di blog pun tetap saya post.

suatu hal yang membuat banyak orang sulit menanggulangi rasa sakit adalah kebiasaan-pembiasaan. Rasa sakit yang saya maksud adalah: rasa sesak dan panas/dingin yang terasa ketika berhubungan dengan orang lain -ketika bertemu, mengingat, atau teringat.

John Mayer selalu membuat saya meleleh....Lighting strike inside my chest to keep me up at night. Dream of ways to make you understand my pain.

aku khawatir padamu. Pada semua pikiran hitam dan perasaan pahit yang kau pendam sendiri. yang kau matangkan dalam ruang kecil gelap berasap itu. Kau selalu memikirkan sendiri apa-apa yang membuatmu cemas. Merusak semua organ dalam tubuhmu. pikiran baikmu. Membuatmu menjadi seorang yang tak lagi percaya.

alhamdulillah pagi ini saya merasa sudah cukup sehat walaupun sangat lelah. Tadi malam sepupu saya menikah dan saya jadi panitia, saya berdiri diatas high heel yang walaupun tidak terlalu tinggi tapi melelahkan juga. Jilbab saya di desain sedemikian rupa sehingga saya susah menengok. Fashion is pain. nyahahaha...
Saya pulang dari gedung pukul 21.30, sampai di rumah pukul 10.00 bersih-bersih, sholat dan minum sebanyak-banyaknya. Bau tidur pukul 22.30, pukul 00.30 abang bangun karena mau mulai nonton bola, dan karena dia bangun, turun dari tempat tidur dan membuka pintu otomatis saya bangun. Kemudian alhamdulillah bisa tidur lagi. tapi begitu bola di mulai, suara orang-orang berteriak di luar mulai mengganggu saya. Saya nggak punya kekuatan untuk keluar kamar jadi ya saya tiduran di kamar, nggak bisa tidur, mencoba tidur. Pusing. Jam 5 setelah sholat sa aya tidur tapi jam 4.45 saya sudah bangun lagi untuk siap-siap mau ke cinere. harus berangkat pukul 7 supaya bisa bareng si abang ke kantor.
GOOD

Saya sekarang sudah sehat tapi lelah sangat amat. Saya harus nyalon supaya dipijetin sampe tidur tapi tetap wangi tanpa mandi.
hehehe..

postingan yang koplo.
biarlah suka-suka saya aja...

oh ya, tadi malam saya eneg sama mereka. itu mereka yang obral badan di kondangan.

setiap kali aku merasakan rasa sakit di dalam tubuhku, yang takkan sembuh diobati dengan obat apapun, yang takkan hilang kecuali dengan 1 macam pelukan dari 1 dna tertentu. yang menyesakkan walau kadang diselipi rasa yang lucu, aku menyusuri tulisan-tulisan IA. tulisannya, dengan semua ungkapan yang persis dengan yang kurasakan, bisa sedikit mengobati perih. Atau paling tidak membuatku merasa pantas untuk menangis.
Hari ini, kutipan-kutipan ini yang aku rasakan..

<1>
ah, datang lagi kenangan ini. di bawa hujan yang menggerimisi kantorku, seperti
jarum yang sengaja disusupkan di balik kulitku.

aku kangen dia, kangen yang tak bisa kusampaikan dengan kata-kata, dengan telpon
atau canda. kangenku, hanya bisa sampai lewat doa dan air mata, juga kenangan...
[Saturday, June 26, 2004: kangen, susupan jarum di balik kulit ]

<2>
...Setiap kali hujan, bahkan yang paling rintik pun, aku selalu begini: membuka
jendela, menggeser tirainya, mempermainkan khayal, melamun. Aku tak pernah tahu,
kuasa apa yang bisa mencengkram benakku, apa bau tanah basah, tiktok air di
genteng, atau tempias yang memburamkan jendela, gelegar atau cahya guruh? Ah,
rasanya bukan itu, tapi kamu. Ya kamu, non: yang selalu datang bersama hujan.
... <3>
Di sana, batang mangga itu tak mengigil lagi, dia bugar,
seperti kamu, yang masih segar dalam ingatanku, sesegar hujan. Biarlah, dalam
rintik yang penghabisan ini, non: aku akan temani kamu, dalam secangkir kopi,
segigit roti --kamu mau?-- sendiri, tak berbagi, juga pada diari ini. Jika esok,
atau lusa, atau lusanya lagi, non: tiap kali hujan, tolong temani aku, karena
aku tak kuat, tak pernah kuat, sendiri. Aku memang sedih jika kamu temani, tapi
akan lebih sedih, jika aku kau biarkan sendiri.***
[engkau masih sesegar hujan (24 Maret 1999, dia masih sesegar hujan) ]

<4>
luka --juga dalam bentuk konkritnya-- adalah tanda dari sebuah cerita, simpul
yang mempertalikan juluran benang, yang diujungnya tersulam kenangan. luka
adalah isyarat, ada "sesuatu" yang dipendam, tapi bukan dilupakan, sesuatu yang
coba dibuang, tapi acap mengingatkan. luka adalah bayi yang kehausan, yang
memberi tanda lewat "detak" di payudara ibunya. aku nggak tahu, seberapa jauh
asumsi itu benar. cuma, dari peng-alamanku, perasaan dilukai, sakit, juga nyeri,
menjadi tanda tentang "sebuah hubungan" yang tak biasa. aku tanpa tersadari,
mengukur kedalaman hubungan dengan seseorang, dari seberapa jauh aku merasa
terlukai. ini karena dalam hubungan, "selalu ada kejujuran yang tak bisa
dikatakan, dan dusta kecil yang terpaksa disimpan", yang justru membuat cerita
--bahkan dunia ini-- berjalan. ketika aku mengambil luka sebagai pembeda
hubungan, aku sadar ini sebuah cara yang tak biasa, tapi dari luka-luka itu,
juga tangis, aku tahu, ada harapan yang terciderai atau kasih yang dicabik, tapi
perhubungan harus jalan, karena "dari luka-luka mungkin kita jadi dewasa",
karena setiap luka adalah titik awal kekekalan sebuah hubungan, setidaknya dalam
ingatan.
[Friday, June 25, 2004. gerimis, juga isyarat tangis ]

<5>
randu itu, non: sering merangkai imajiku tentang sesuatu. tapi pagi kemarin,
randu itu melahirkan imaji tentang kamu. melihat kapas randu itu mengintip dari
buahnya, lalu dipukul angin dan terbang, aku diingatkan padamu, yang juga
"dipukul" takdir, terbang ke suatu tempat, menjalani kehidupan yang lain. tapi,
ah sudahlah, bukankah semua orang juga begitu, ya?

tapi, ah: aku harus "mengurus" takdirku dulu. lain kali akan kutuliskan lagi
sesuatu tentang randuku. kau mau? jika waktumu luang, berceritalah padaku, apa
saja, aku mendengarkan, aku menunggu: seperti randu
[takdir, jelentik randu dipukul terik ]

<6>
..."jangan tanya siapa dia, biru.
kau tak mengenalnya. dia datang ketika aku hanya bisa mengatakan 'ya'. dia tak
mengambil apa pun yang pernah kamu miliki, yang pernah kita miliki."
.... <7>
kini, kita hanya punya dulu, kita
hanya memiliki janji.
ya, tadi pagi non menikah, aku menggelepar kehabisan darah. dan
mencintainya, kini terasa bukan sesuatu yang sia-sia. ia telah menanamkan
sesuatu yang abadi, kesakitan-kesakitan ini. air mata kesunyian ini. napas yang
menetes di ujung jariku ini....
[Wednesday, January 12, 2005. hidup yang tiada harap ]

<8>
elang, benarkah lupa akan membebaskan kita?
seperti katamu, hidup memang penuh kejutan. dan tiap kejutan datang, kita selalu sadar, hidup tak pernah sepenuhnya kita kendalikan. ketakterdugaan itu, elang: membuat kita runduk, dan tahu, ada peta yang telah diterakan, yang tengah kita jalani.
pernah, kamu menjadi petaku, dan aku menjadi petamu, dengan satu kejutan: aku tak lagi memegang masa depan. tiba-tiba, elang: aku harus menerima ini, arah kita berbeda haluan. sebuah tangan yang tak kelihatan, memotong lintasanku, menjadikan jalan buntu. dan titik pijakku leburkan diri menjelma masa lalu. kau tak lagi bisa bersamaku elang... aku tak bisa menginginimu.
elang, percayalah, lupa akan membebaskan kita.
lupakanlah aku, sepertiku yang telah melupakanmu.
[Friday, May 20, 2005. lupa akan membebaskan kita ]


Ini adalah obat-obat untuk perihku. Obat memang tidak enak. Obat-obatan ini semua, berisi tentang kepedihan. Tapi juga yang aku rasakan benar. Tulisan Ia, walau terkadang terasa vulgar, tapi membantuku mengobati perih.

kalau ada satu kesempatan untuk aku mengubah wujudku. aku mungkin akan langsung pergi mengunjungimu. Melihat keadaanmu. Mungkin saja dengan wujudku yang lain kau tiak menyukaiku, mungkin tidak mengenaliku. Biarlah. Aku ingin melihat wajahmu dari dekat. Memainkan pipimu yang aneh. Mencari rambut putih di kepalamu dan menanyakan mengapa kau tua sebelum waktunya. Aku ingin memelukmu kencang dan mengatakan betapa besar au merindukanmu. Mungkin aku akan menangis. Untuk itu semua aku membutuhkan wujud yang lain. Aku ingin menjadi sahabat untukmu dan ingin kau menjadi sahabatku. Tapi untuk itu semua aku membutuhkan wujud yang lain. Aku terlalu pengecut untuk menjadi diriku sendiri disekitarmu.

Sejak dulu aku percaya kau bisa bertahan sendiri. Kau akan selalu bisa bangun sendiri ketika kau terjatuh. Kau tidak seperti aku yang lebih memilih terlindas dijalanan daripada harus bangun sendiri saat jatuh. Kau bisa menopang tubuhmu sendiri. Kau bisa kembali berjalan bahkan berlari sendiri. Kau bisa melakukan apapun dengan kekuatanmu sendiri -jika kau mau. Itu semua karena kamu bisa mengatakan "itu gampang".

Aku percaya kau akan menemukan jalan yang sangat baik untuk meraih semua mimpimu, di waktu yang tepat. aku yakin kau tidak akan membiarkan khayalan burukku tentang kita terjadi. Aku yakin yang terjadi diantara kita, seindah atau semenyedihkan apapun itu, hanya akan menjadi kenangan yang akan terlewati suatu waktu.

Makanlah yang baik. Tidurlah pada waktunya. berhentilah menghirup zat-zat yang tidak penting. mandi dan sikat gigimu tiap hari, bocah.
Tersenyumlah dan panggilah aku ketika kita bertemu, entah kapan.

okay.
Semoga saja saya bisa menulis blog lebih baik hari ini. Saya ingin bercerita tentang apa yang terjadi pada diri saya.

Hm.. cerita ini lebih tepat kalau saya katakan sebagai kumpulan symptom yang saya pertanyakan.

Jum'at, 2 Juli 2010
Saya pergi ke Bandung dalam keadaan sehat wal afiat. Saya ke Bandung dengan mobil probadi diantar supir kantor ibu yang kebetulan ada jadwal ke Bandung menjemput seseorang. Dalam perjalanan saya mengerjakan proposal skripsi yang dengan nekatnya akan saya serahkan ke dosen pembimbing walaupun dalam keadaan belum selesai. Itu di perjalanan saya selesaikan, dan akan saya ketik-print ulang di kosan Elsa.
Saya bertemu dosen pukul 12.30, dan ia katakan "Maaf sekali afifa dan kawan-kawannya.. bapak mau ke Jerman selama 5 bulan, berangkat bulan september. Jadi Saya sarankan kalian cari dosen pembimbing yang lain saja. Bapak juga keran kenapa dewan skripsi menyetujui kalaian dibimbing oleh saya??" JEDER!!! padahal saya sudah bahagia sekali dapet pembimbing 1 si bapak. orangnya santai dan pokoknya enaklah. Saya kemudian pusing harus memilih dosen pembingmbing 1 siapa karena calon-calon lainnya saya merasa terlalu idealis atau kurang pas lah pokoknya. Tapi akhirnya saya pulang. Jam 3 sore, saya pulang ke jakarta. Dengan membawa kembali proposal skripsi yang masih juga belum selesai, ini semua demi pulang dengan tebengan.
Tubuh saya rasanya aneh. Saya rasa ini akibat suasana hati saya ketika di Bandung -terutama ketika di UPI, lebih-lebih ketika di kosan elsa dan daerahnya- yang membuat saya selalu merasa aneh.
Saya naik angkot buru-buru ke Pasteur yang seharusnya hanya 20-30 menit tapi karena macet jadi 50menit, membuat supir dan orang yang dijemput itu menunggu saya. Di perjalanan badan saya terasa aneh.
Saya dijemput abang di sebuah tempat. Waktu ketemua abang badang saya semakin tidak karuan. Ternyata abang juga merasakan hal yang sama.
Jumat malam, sampai di rumah langsung makan. Makan sangat sedikit karena tidak napsu makan. badan abang panas, tubuh saya seperti habis digebuki warga sekampung.

Sabtu, 3 Juli 2010
Badan abang sudah tidak panas karena sudah minum DUMIN, dumin itu parasetamol yang seharusnya hebat. Saya juga minum DUMIN tapi masih merasa tidak enak. Saya dan abang ingin tidur seharian, memulihkan kondisi tubuh. Tapi karena satu dan lain hal kami harus pergi. Pergilah kami. Pulang pergi badan saya panas, badan abang panas lagi. Terus begitu.. dan kami berdua mogok makan. Saya ingin terus menerus tidur karena begitu saya melek saya langsung pusing dan mual.

Minggu, 4 Juli 2010
Saya sangat ingin cek darah karena saya takut saya dan abang demam berdarah. Tapi kata orang-orang lebih baik senin saja. Ya sudah. Badan saya masih tidak karuan.

Senin, 5 Juli 2010
Ibu menjenguk kami. Badan masih tidak karuan. Hasil lab menunjukkan kami berdua demam berdasarh dan harus dirawat. Tapi jika kami berdua banyak minum air dan makan ada kemungkinan tidak harus dirawat. Besok harus cek darah lagi
SAYA HARUS MINUM AIR BANYAK? Hehehe... minum 1 liter sehari adalah prestasi untuk saya. Saya tidak bisa. Abang bisa.

Selasa 6 Juli 2010
Cek darah lagi. Positif DB. Saya dan abang dirawat di rumah sakit. Perkembangan abang kemudian sangat baik. Saya tidak, karena air rumah sakit rasanya asem. Kata abang engga. Kata saya iya. Ibu dan ayah di Bali, saya kangen mereka.

Kamis, 8 juli 2010
Siang-siang kami pulang dari RS. Trombosit abang sudah normal, saya masih harus meniakkan 20.000 lagi. Jadi abang cekoki saya air putih. Saya nurut karena air di rumah abang lebih baik rasanya. Walaupun begitu air putih tersebut saya campur gula. Supaya lumayan. Keadaan abang baik-baik saja, kecuali mendadak tangan kanannya sakit.

Jumat, 9 juli 2010
Pukul 5 sore saya ke cinere karena ayah dan ibu sudah pulang.

Sabtu, 10 Juli 2010
Saya akhirnya bertemu dengan tangan ajaib ayah. Yang membuat saya bisa makan banyak. Saya disuapi ayah. Saya makan banyak. Karena tangan ayah itu tangan ajaib. Yang membuat makanan enak. yang membuat barang rusak jadi benar. Tangan abang mulai membaik.

Minggu, 11 juli 2010
Tangan abang sudah hampir sembuh. Seharusnya saya ke rumah suami lagi sore ini. Tapi ternyata saya diserang penyakit lain, konstipasi yang sepertinya diakibatkan oleh obat-obatan. Oh ya, badan saya juga gatal-gatal sejak pulang dari RS, itu akibat DB. Kemudian karena konstipasi yang membuat saya tiduran di kamar mandi, muka saya pucat pasi, akhirnya saya tidak ke ruamh suami. Suami saya tetap pulang karena harus bekerja besok.

Senin, 12 juli 2010
Suami saya telfon pagi-pagi, kondisi tangannya memburuk lagi sehingga tidak memungkinkannya untuk bekerja. Kondisi saya masih buruk. Saya bahkan muntah-muntah. Saya cuma minum teh 1 sendok makan langsung muntah. Kami memutuskan untuk kembali ke RS, tapi dokter baru ada pukul 5 sore. Pukul 4 sore ayah membelikan obat untuk saya dan ternyata manjur. Jadi tidak jadi ke rumah sakit. Tangan abang pun membaik. Kondisi saya membaik. Tinggal mual, tapi sudah tidak muntah-muntah

Selasa, 13 Juli 2010
Abang sudah bekerja lagi. Saya sudah tidak konstipasi maupun muntah-muntah. Alhamdulillah....Sekarang saya tinggal menunggu gatal-gatal ini hilang.

Kenapa saya tuliskan cerita ini? Entahlah. Tadi kan saya bilang akan menuliskan kumpulan symptomp. Jadi ya saya tuliskan saja. Sekedar kabar tentang bukan siapa-siapa.