hidup yang baru

ternyata sama sekali tidak salah ketika orang mengucapkan "selamat menempuh hidup baru" kepada sepasang mempelai. karena yang akan terjadi benar-benar kehidupan yang baru. Saya menikah bulan Desember 2009, tapi baru melaksanakan resepsi bulan a
April 2010, dan semenjak resepsi saya baru tinggal 1 rumah dengan abang. Sebelumnya kami hanya melewatkan waktu bersama ketika weekend, ia ke bandung atau saya ke jakarta. Istilah orangtua saya, pacaran yang halal.
Dans sejak bulan April yang lalu, baru kali ini saya mulai merasakan efek-efek kehidupan yang baru itu. Karena baru sekarang ini saya lebih banyak di Jakarta dibandingkan di Bandung.
Perubahan yang saya rasakan adalah ketika saya pulang dari Bandung tidak ke cinere, dan saya baru ke Cinere 3 hari setelah saya ada di Jakarta. Kemudian ketika saya akhirnya sampai di cinere sabtu pukul 14.00, pukul 21.00 saya sudah berangkat kembali ke rumah abang.
Nyaris saja saya tidak akan ke cinere lagi sampai weekend mendatang, karena hari ini saya seharusnya ke Bandung dan bimbingan skripsi... tapi ternyata dosen pembimbing saya membatalkan jadwal bimbingan tersebut, dan berhubung saat itu saya sudah di fatmawati, saya akhirnya memutuskan untuk ke cinere. AKHIRNYA!
hehehe...
kehidupan baru yang saya rasakan ini, adalah ketika cinere bukan lagi tempat dimana saya paling banyak menghabiskan waktu libur saya. Ketika waktu-waktu bersama keluarga saya menjadi lebih terbatas. Ketika "ME TIME" yang biasanya sangat banyak saya nikmati menjadi lebih sedikit. Ketika saya tidak lagi boleh hanya memikirkan AKU tapi semuanya harus menjadi KAMI atau KITA.

Demi memperoleh kesempatan untuk meluapkan semua perubahan baru ini, kemarin siang saya merelakan my precious nap time for write down all my feeling towards 4 days with abang. Kalau saya tidak menuliskan semuanya saya bisa meledak. Saya bahagia tapi juga yang namanya adaptasi, selalu menimbulkan masalah bagi diri saya.
Ada momen-momen ketika saya kemudian membanding-bandingkan; antara cinere dan rumah abang, antara abang dan obong, antara ini dan itu. ada momen-momen ketika saya mempertanyakan segala sesuatunya; mengapa harus begini? mengapa abang begitu? apa yang abang pikirkan? bagaimana bisa aku berpikir seperti ini?. Ada momen-momen ketika aku mensyukuri semua yang terjadi. Ada momen-momen ketika tidak ada hal lain yang ingin aku lakukan kecuali diam dan sama sekali tidak bicara walaupun ada yang bertanya.

Saya sudah menuliskan semua perasaan dan tanda tanya saya. Semua kekecewaan dan kebahagiaan saya. Tapi bukan ini. Kapan-kapan, ketika waktunya lebih tepat, MUNGKIN akan saya publish tulisan itu. Tapi tidak sekarang..

0 Response to "hidup yang baru"

Post a Comment