apa yang sebenarnya terjadi

jadi saya akan cerita tentang apa yang sebenarnya terjadi beberapa hari belakangan ini...

sekitar 2 minggu yang lalu saya merasakan sakit perut yang luar biasa saya nyaris tidak bisa jalan. Tapi saya memaksakan berangkat ke bandung sekalian untuk periksa ke dokter yang di bandung saja karena saya malas mengulang histori saya ke dokter lain. dan ternyata ia katakan saya memiliki kista sekitar 5 cm yang pecah. Itu yang membuat saya merasa sangat kesakitan. Ia menyuruh saya untuk tes urin untuk mengetahui apakah saya hamil atau tidak, dan jika hasilnya negatif saya dimintanya meminum antibiotik yang ia resepkan, dan ia meminta saya bedrest.
Saya cek di internet fungsi dan harga obat-obatan yang ia resepkan. Saya bukannya tidak percaya padanya, hanya saja saya ingin lebih berhati-hati sebelum minum obat, apalagi antibiotik.
Tadinya, saya mau menginap di bandung karena ingin memberikan pada teman-teman saya yang akan seminar skripsi. tapi begitu menengar kabar ini saya langsung berangkat kembali ke cinere.

Resep belum juga saya tebus dan hasil test pack nya negatif.

Setelah berdiskusi dengan ayah, ibu, kakak dan abang, kami memutuskan untuk mencair pendapat kedua. Jadi keesokan harinya saya ke dokter lain. Ia katakan kista saya tidak pecah, atau mungkin juga pecah tapi sudah kering. Kista ini didiamkan saja dan ia katakan test pack yang saya lakukan kemarin itu terlalu dini. Jadi ia minta saya untuk kembali mengulangi tes minggu depannya dan selama seminggu bed rest saja, supaya kistanya pulih dan sekalian menjaga kondisi tubuh jika memang hamil.

seminggu penantian itu penyiksaan yang amat sangat, yang mungkin tidak saya sadari.
saya masih merasakan sakit perut. abang harus di kramat jati sedangkan saya tidak berani melakukan perjalanan yang jauh, jadi kami terpisah. Saya bed rest.
Di kamar tidur saya ada buku kehamilan milik kakak, dan saya membacanya langsung sampai hampir habis sebanyak 500 halaman dalam 3 hari.

Entahlah saya berharap untuk hamil atau tidak. Tapi yang jelas saya sangat sensitif. Bagaimanapun saya mencoba mengelola emosi saya, saya tetap merasa tidak tenang. Karena dokter mengatakan ada kemungkinan saya hamil, saya jadi agak berharap. Apalagi saya merasakan beberapa tanda-tanda kehamilan. Saya bingung karena saya takut jika saya hamil saya tidak bisa menyelesaikan studi saya dengan cepat tapi saya juga tidak mau menunda kehamilan.
Ini itu, saya memang selalu mengatakan kata TAPI dan tidak bisa memutuskan.

Saya sudah inginhamil tapi belum ingin hamil

Uring-uringan.

Akhirnya belum sampai seminggu saya sudah tes urin lagi, tapi kali ini di laboratorium. Ketika berangkat ke Lab saya ingi berangkat sendiri saja karena saya takut menangis kalau hasilnya negatif. Feeling saya mengatakan sepertinya saya hamil tapi saya katakan pada semua orang bahwa hasilnya pasti negatif. Saya sendiri tidak yakin pada feeling saya. Saya tau hasilnya kemungkinan besar negatif tapi ada bagian dair diri saya yang sangat menginginkan hasilnya positif.

dan hasilnya negatif, saya tersenyum.
Tes itu saya lakukan pukul 8 pagi

Pukul 12.00 saya berangkat ke rumah sakit untuk kontrol, dalam keadaan sangat sakit perut. dan ketika sampai di rumah sakit, saya menyadari bahwa saya menstruasi.

damn, kenapa nggak dari tadipagi jadi saya nggak buang-buang uang.
hehehe...

ibu ketawa. Tuh kan, ibu udah bilang jangan stress!! tu pasti kamu tu stress makanya begitu tau negatif, lega, langsung mens...

hehehehe...

kata bu dokter kista nya diamkan saja, dan ia senang karena selama 3 bulan terakhir saya menstruasi, hanya kali ini saja agak terlambat, tapi masih dalam batas yang normal.
saya juga senang.

Ya Allah, berikanlah kami keturunan yang shaleh/shalehah pada waktu yang sesuai, yang ketika kami menjalaninya tidak mendapatkan kesulitan, amin. Semoga yang terbaik selalu dilimpahkan kepada kami dan semoga Kau menjaga kami dari apa-apa yang menyesatkan, yang menjauhkan kami dariMu. Sesungguhnya Kau Maha penyayang, Maha Pengasih, dan Maha mengetahui.
Amin.

saya merasakan apa yang saya katakan ketenangan. Saya rasakan ketenangan itu sejak kemarin, dan saya merasa bahagia.
Saya kangen abang, saya ingin tidur sekarang supaya cepat besok.

0 Response to "apa yang sebenarnya terjadi"

Post a Comment