kabar tentang bukan siapa-siapa

okay.
Semoga saja saya bisa menulis blog lebih baik hari ini. Saya ingin bercerita tentang apa yang terjadi pada diri saya.

Hm.. cerita ini lebih tepat kalau saya katakan sebagai kumpulan symptom yang saya pertanyakan.

Jum'at, 2 Juli 2010
Saya pergi ke Bandung dalam keadaan sehat wal afiat. Saya ke Bandung dengan mobil probadi diantar supir kantor ibu yang kebetulan ada jadwal ke Bandung menjemput seseorang. Dalam perjalanan saya mengerjakan proposal skripsi yang dengan nekatnya akan saya serahkan ke dosen pembimbing walaupun dalam keadaan belum selesai. Itu di perjalanan saya selesaikan, dan akan saya ketik-print ulang di kosan Elsa.
Saya bertemu dosen pukul 12.30, dan ia katakan "Maaf sekali afifa dan kawan-kawannya.. bapak mau ke Jerman selama 5 bulan, berangkat bulan september. Jadi Saya sarankan kalian cari dosen pembimbing yang lain saja. Bapak juga keran kenapa dewan skripsi menyetujui kalaian dibimbing oleh saya??" JEDER!!! padahal saya sudah bahagia sekali dapet pembimbing 1 si bapak. orangnya santai dan pokoknya enaklah. Saya kemudian pusing harus memilih dosen pembingmbing 1 siapa karena calon-calon lainnya saya merasa terlalu idealis atau kurang pas lah pokoknya. Tapi akhirnya saya pulang. Jam 3 sore, saya pulang ke jakarta. Dengan membawa kembali proposal skripsi yang masih juga belum selesai, ini semua demi pulang dengan tebengan.
Tubuh saya rasanya aneh. Saya rasa ini akibat suasana hati saya ketika di Bandung -terutama ketika di UPI, lebih-lebih ketika di kosan elsa dan daerahnya- yang membuat saya selalu merasa aneh.
Saya naik angkot buru-buru ke Pasteur yang seharusnya hanya 20-30 menit tapi karena macet jadi 50menit, membuat supir dan orang yang dijemput itu menunggu saya. Di perjalanan badan saya terasa aneh.
Saya dijemput abang di sebuah tempat. Waktu ketemua abang badang saya semakin tidak karuan. Ternyata abang juga merasakan hal yang sama.
Jumat malam, sampai di rumah langsung makan. Makan sangat sedikit karena tidak napsu makan. badan abang panas, tubuh saya seperti habis digebuki warga sekampung.

Sabtu, 3 Juli 2010
Badan abang sudah tidak panas karena sudah minum DUMIN, dumin itu parasetamol yang seharusnya hebat. Saya juga minum DUMIN tapi masih merasa tidak enak. Saya dan abang ingin tidur seharian, memulihkan kondisi tubuh. Tapi karena satu dan lain hal kami harus pergi. Pergilah kami. Pulang pergi badan saya panas, badan abang panas lagi. Terus begitu.. dan kami berdua mogok makan. Saya ingin terus menerus tidur karena begitu saya melek saya langsung pusing dan mual.

Minggu, 4 Juli 2010
Saya sangat ingin cek darah karena saya takut saya dan abang demam berdarah. Tapi kata orang-orang lebih baik senin saja. Ya sudah. Badan saya masih tidak karuan.

Senin, 5 Juli 2010
Ibu menjenguk kami. Badan masih tidak karuan. Hasil lab menunjukkan kami berdua demam berdasarh dan harus dirawat. Tapi jika kami berdua banyak minum air dan makan ada kemungkinan tidak harus dirawat. Besok harus cek darah lagi
SAYA HARUS MINUM AIR BANYAK? Hehehe... minum 1 liter sehari adalah prestasi untuk saya. Saya tidak bisa. Abang bisa.

Selasa 6 Juli 2010
Cek darah lagi. Positif DB. Saya dan abang dirawat di rumah sakit. Perkembangan abang kemudian sangat baik. Saya tidak, karena air rumah sakit rasanya asem. Kata abang engga. Kata saya iya. Ibu dan ayah di Bali, saya kangen mereka.

Kamis, 8 juli 2010
Siang-siang kami pulang dari RS. Trombosit abang sudah normal, saya masih harus meniakkan 20.000 lagi. Jadi abang cekoki saya air putih. Saya nurut karena air di rumah abang lebih baik rasanya. Walaupun begitu air putih tersebut saya campur gula. Supaya lumayan. Keadaan abang baik-baik saja, kecuali mendadak tangan kanannya sakit.

Jumat, 9 juli 2010
Pukul 5 sore saya ke cinere karena ayah dan ibu sudah pulang.

Sabtu, 10 Juli 2010
Saya akhirnya bertemu dengan tangan ajaib ayah. Yang membuat saya bisa makan banyak. Saya disuapi ayah. Saya makan banyak. Karena tangan ayah itu tangan ajaib. Yang membuat makanan enak. yang membuat barang rusak jadi benar. Tangan abang mulai membaik.

Minggu, 11 juli 2010
Tangan abang sudah hampir sembuh. Seharusnya saya ke rumah suami lagi sore ini. Tapi ternyata saya diserang penyakit lain, konstipasi yang sepertinya diakibatkan oleh obat-obatan. Oh ya, badan saya juga gatal-gatal sejak pulang dari RS, itu akibat DB. Kemudian karena konstipasi yang membuat saya tiduran di kamar mandi, muka saya pucat pasi, akhirnya saya tidak ke ruamh suami. Suami saya tetap pulang karena harus bekerja besok.

Senin, 12 juli 2010
Suami saya telfon pagi-pagi, kondisi tangannya memburuk lagi sehingga tidak memungkinkannya untuk bekerja. Kondisi saya masih buruk. Saya bahkan muntah-muntah. Saya cuma minum teh 1 sendok makan langsung muntah. Kami memutuskan untuk kembali ke RS, tapi dokter baru ada pukul 5 sore. Pukul 4 sore ayah membelikan obat untuk saya dan ternyata manjur. Jadi tidak jadi ke rumah sakit. Tangan abang pun membaik. Kondisi saya membaik. Tinggal mual, tapi sudah tidak muntah-muntah

Selasa, 13 Juli 2010
Abang sudah bekerja lagi. Saya sudah tidak konstipasi maupun muntah-muntah. Alhamdulillah....Sekarang saya tinggal menunggu gatal-gatal ini hilang.

Kenapa saya tuliskan cerita ini? Entahlah. Tadi kan saya bilang akan menuliskan kumpulan symptomp. Jadi ya saya tuliskan saja. Sekedar kabar tentang bukan siapa-siapa.

0 Response to "kabar tentang bukan siapa-siapa"

Post a Comment