sebuah cerita yang mungkin saja gombal

sampai hari ini, aku masih ingat semua tentang kita. Hari ini aku melakukan perjalanan panjang menuju kota kelahiranmu. Dan sepanjang perjalanan aku mengingat kita.

Hari itu kita duduk berdampingan di mobil yang baru saja kau beli. Kita melaju di jalan raya yang memecah hutan. Aku menyandarkan kepala di bahumu, sesekali menciumnya. Perjalanan jauh itu sama sekali tidak terasa. Kita bernyanyi hampir sepanjang jalan. Tiga jam perjalanan, 15 lagu yang terus berputar. 1 lagu spesifik yang beberapa kali kita ulangi. Aku masih hafal lagu itu. Lagu yang tidak mungkin aku ketahui kecuali darimu.

and your slowly shaking finger tips
show that your scared like me so
let's pretend we're alone
and I know you may be scared
and I know were unprepared
but I don't care


Hari itu hujan. Seertinya selalu hujan setiap ada momen besar diantara kita. Hari jadi, hari kita putus, hari kita kembali bersama, perkelahian terbesar, hari ketika aku membuka seluruh rahasiaku padamu, Januari itu, dan seluruh hari besar kita, termasuk hari itu, ketika kita dalam perjalanan menuju kehidupan yang benar-benar baru. Pada akhirnya kita bersama. Pada akhirnya mereka membiarkan kita memeiliki satu sama lain dalam rumah yang selalu kita inginkan. Perisis di depan kedai kopi sederhana yang selalu menampung kita.
Aku masih ingat bagaimana aku merasa sangat bebas hari itu. Tidak lagi menyimpan perasaan takut. Takut ada seseorang ang melihat kita, takut suatu hari ini semua akan terbongkar dan aku harus kehilangan dirimu, takut merasa lelah merasa ketakutan. Pada hari itu aku tidak lagi merasa perjalanan kita akan terhenti pada suatu waktu yang tidak menentu.

Aku tidak mengerti mengapa mereka begitu bersikeras memisahkan aku dan kau. Tapi harus kuakui bahwa usaha mereka itulah yang membuat kita semakin erat berpegang tangan. Aku masih ingat percakapan yang berulang kali kita lakukan

"ayo kabur, sekarang! Sekarang juga!"
"ayo!!..."
"A... tapi tidak akan kita lakukan juga kan, kabur itu?"
"Tidak. Kita tidak akan kabur. Kita sama-sama setuju bahwa aku dan kamu bukan hanya tubuhku dan tubuhmu, tapi juga keluargu dan keluargamu."
"ah.. kenapa kau merusak mimpiku dengan fakta??"
"bukankah itu juga yang sering kau lakukan?"
"Hmph... kita memng terlalu banyak bermimpi.."
"ayo antar aku pulang..."
"Pulang? apakah maksudu pergi?"
"Ya, maaf. Maksudku pergi.. Pulang kan menuju kamu... "


Kita memang tidak bisa berhenti bermimpi. Mungkin itulah yang membuat kita terus bertahan walaupun tak ada satu pun orang yang mendukung kita untuk bersama. Jauh sebelum mereka membebaskan kita, kita sudah menghabiskan sebagian besar waktu kita untuk bersama.


Hari ini aku mengenang semua tentang kita. Setiap hari aku mengingatnya, hanya saja hari ini aku benar-benar memikirkan apa saja yang telah terjadi sejak hari pertama aku mengenalmu.

Aku sudah sampai di stasiun. Anak kita yang hari ini berumur 1 tahun 1 Bulan mulai menangis. Kau masih saja terlambat ketika menjemputku.




Kehidupan "bahagia selamanya" ternyata ada. dan ini milik kita.


Listening to the song we used to sing
In the car, do you remember
Butterfly, Early Summer
It's playing on repeat, Just like when we would meet


Semoga dengan ini janjiku terpenuhi





Groundkeeper__s_House_by_ti_jean

0 Response to "sebuah cerita yang mungkin saja gombal"

Post a Comment