memori

Bandung memang kota yang tidak lagi bisa saya susuri tanpa rasa pedih, sedih, atau melankolis. Saya suka kota bandung, hanya saja ternyata kesukaan saya terhadap kota ini sekarang disisipi rasa yang aneh.
Seperti ketika suatu hari saya pernah makan bakso dan ternyata didalamnya ada mur. Sejak saat itu setiap makan bakso saya merasa paranoid. Kenikmatannya berkurang.

Begitulah kurang lebih kota bandung untuk saya.




Setelah beberapa hari belakangan saya terus menerus membungkam teriakan saya didalam kamar, dan mengalihkan air mata saya pada film-film menyedihkan, akhirnya saya pergi. Akhirnya saya memiliki cukup waktu untuk melupakan dan atau membuang beberapa perih dan beberapa penat dalam tubuh saya. Saya pergi. Sebelum mobil dikeluarkan dari rumah, saya bertanya pada diri saya sendiri.

Kemana saya akan pergi?

Beberapa tempat kemudian muncul di benak saya. Dan semuanya salah. Salah adalah ketika tujuan itu justru akan membuat pikiran saya runyam.

Tapi kemudian ada satu tempat yang bisa saya datangi. Untuk menuju tempat tersebut pun saya tidak peru melewati tempat-tempat yang membawa memori saya pergi ke masa lalu. Jadi saya pergi kesana.

Tapi ternyata saya melupakan satu hal. Saya juga pernah kesana, dan tempat itu benar-benar mengingatkan saya akan pertengkaran yang cukup besar. Saya ingat persis perasaan saya ketika itu. Dan sakit hati terasa lagi.

Saya minta untuk pulang, kemudian saya tidur.

Sepertinya tidak ada lagi tempat di Bandung yang dapat menyelamatkan saya dari rasa pedih, sedih, atau melankolis. Apalagi jika Bandung yang saya susuri sedang hujan.




*pic: Remember_your_dreams_by_Behindmyblueeyes

0 Response to "memori"

Post a Comment