i miss my hubby so much.
he is here, but i miss the thought of him
gara-gara insiden perbincangan maya beberapa waktu yang lalu, saya jadi galau seperti anak-anak abg itu. Air mata seperti selalu tersedia, protes sudah di ujung bibir.
Selalu ingin menyendiri
dan main angry bird
lho?
saya menyibukkan pikiran dengan angrybird, dexter, membajak film-film serial favorit, dan tidur.
saya ingin bermain. :(
kemarin begitu melihat saya, Faiz langusng bertanya sambil berteriak
"bu kenapa sekarang Lazuardi jadi sekolah sakit jiwa?"
"maksud Faiz?"
"Kenapa kok Lazuardi menerima anak-anak autis?"
saya berikan rasional padanya seperti kepada siswa-siswa lainnya, kemudian saya membuatnya berjanji tidak akan berkata-kata seperti itu lagi.
saya sedih.:(
dan...
sambil menunggu bajakan DEXTER saya ready to watch, saya utak atik laptop.. di sebelah saya kakak memasang soundtrack malam ini: rectoverso.
dan saya langsung teringat kejadian-kejadian beberapa tahun yang lalu.
rectoverso pada dasarnya adalah soundtrack kehidupan saya beberapa waktu yang lalu.
jadi kemudian saya membaca kembali blog-blog saya.. baik dari imagineimajination.multiply.com maupun yang disini.
saya kemudian teringat..
sebelum ini saya adalah orang yang negatif...
sepi ini, perih ini, ikat ini. Telah mendominasi semua akal sehatku. Ah, atau lebih tepatnya, mereka telah menuntunku ke arah mati.
-afifa: 8 Januari 2009
Selalu saja tulisan saya berbau kematian atau keputusasaan. Saya tidak pernah berani untuk banyak berharap. Yang saya lakukan adalah memperhatikan langkah saya saat ini, agar tidak terjatuh. saya tidak berani melihat ke depan,
Sekarang pun saya masih agak negatif, tapi jauh lebih baik *i hope so*
dan malam ini karena PULANG, saya merasakan kosong yang luar biasa.
kata PULANG dalam suasana yang kurang tepat membawa efek yang kurang baik bagi tubuh saya.
:(
okey... sebenarnya saya ingin sharing perjalanan di Bali dan sedikit cerita perjalanan saya akhir-akhir ini... tapi karena foto-fotonya belum saya pindahkan ke laptop jadi ya sudah saya cerita yang lain...
inget cerita saya tentang dr.cut? kalo ngga inget klik aja
disini.
Nah.. akhirnya hari sabtu kemarin, setelah nonton preview seMESTA menduKUNG, saya dan abang pergi ke rs. premier bintaro untuk kencan dengan dr. djoko. Perasaan saya tidak karuan, membayangkan laki-laki sebagai spog. Tapi ya sudah, demi menjemput seseorang yang sudah lama saya rindukan. :p
Masuk ke ruangan Dr.Djoko, langsung ditanya, "Iya, ada apa?" saya jawab,"hehe.. mau konsul dok.. sejak pertama kali menstruasi saya ngga pernah teratur.." bla bla bla.. dr.Djoko bertanya ini itu, sangat tegas tapi saya malah ketawa terus. I like this doctor.. tegas tapi lucu, bukannya marah-marahin yang bikin kesel.
And so.. begitu USG dia langsung bilang... lha wong sudah jelas PCO gini kok dokter yang dulu masih bisa bilang ngga PCO?
DOEEENGGGG....
antara sebel karena berulang kali saya ngotot saya PCO tapi dokter yang lama terus bilang engga, sebel karena dia ngga melihat itu, tapi juga lega karena akhirnya penyakit nya ketauan sekarang, bukan 2 atau 3 atau 4 atau 5 tahun lagi dimana mungkin saya sudah stress dan terus menerus menangis.
Saat ini saya masih bisa sedikit menahan tangis demi abang, kalau saya lemah dia juga pasti lemah jadi saya harus pura-pura kuat didepannya.
PCO..'
Polycystic ovary syndrome (PCOS) is one of the most common female endocrine disorders. PCOS is a complex, heterogeneous disorder of uncertain aetiology, but there is strong evidence that it can to a large degree be classified as a genetic disease.[1]
PCOS produces symptoms in approximately 5% to 10% of women of reproductive age (12–45 years old) and is thought to be one of the leading causes of female subfertility.[2][3][4]
The principal features are anovulation, resulting in irregular menstruation, amenorrhea, ovulation-related infertility, and polycystic ovaries; excessive amounts or effects of androgenic(masculinizing) hormones, resulting in acne and hirsutism; and insulin resistance, often associated with obesity, Type 2 diabetes, and high cholesterol levels. The symptoms and severity of the syndrome vary greatly among affected women.
let me tell you... dulu waktu di bandung saya sudah pernah dibilang PCO dan saya yakin sama dokter yang bilang saya PCO, dah gitu sampe di Jakarta, entah karena peralatan rs nya yang jelek atau dokternya yang kurang canggih... jadi nggak ketahuan... nah...
sekarang dah ketahuan tuh..
kalau baca definisi PCO dari wikipedia saya jadi sedih...
DARIPADA sedih.. sekarang saya jelaskan lagi rencana selanjutnya.. seperti disebutkan diatas, PCO itu bisa disebabkan oleh berbagai hal: type 2 diabetes, high cholesterol, obesity dll... nah.. untuk ngeliat itu semua saya harus tes darah.. yang lebih bagus jika dilakukan pada saat mesntruasi antara hari ke 3-5. Jadi saya AGAIN minum Provera 10 hari.. terus akan mens, trus cek darah deh..
baru minum provera hari kedua, saya sudah sangaat nafsu makan. Kemarin di rumah mertua makan tekwan, nambah 4x. hehehe
*tepok jidat*
well... doakan saya!!
okey... sebenarnya saya ingin sharing perjalanan di Bali dan sedikit cerita perjalanan saya akhir-akhir ini... tapi karena foto-fotonya belum saya pindahkan ke laptop jadi ya sudah saya cerita yang lain...
inget cerita saya tentang dr.cut? kalo ngga inget klik aja disini.
Nah.. akhirnya hari sabtu kemarin, setelah nonton preview seMESTA menduKUNG, saya dan abang pergi ke rs. premier bintaro untuk kencan dengan dr. djoko. Perasaan saya tidak karuan, membayangkan laki-laki sebagai spog. Tapi ya sudah, demi menjemput seseorang yang sudah lama saya rindukan. :p
Masuk ke ruangan Dr.Djoko, langsung ditanya, "Iya, ada apa?" saya jawab,"hehe.. mau konsul dok.. sejak pertama kali menstruasi saya ngga pernah teratur.." bla bla bla.. dr.Djoko bertanya ini itu, sangat tegas tapi saya malah ketawa terus. I like this doctor.. tegas tapi lucu, bukannya marah-marahin yang bikin kesel.
And so.. begitu USG dia langsung bilang... lha wong sudah jelas PCO gini kok dokter yang dulu masih bisa bilang ngga PCO?
DOEEENGGGG....
antara sebel karena berulang kali saya ngotot saya PCO tapi dokter yang lama terus bilang engga, sebel karena dia ngga melihat itu, tapi juga lega karena akhirnya penyakit nya ketauan sekarang, bukan 2 atau 3 atau 4 atau 5 tahun lagi dimana mungkin saya sudah stress dan terus menerus menangis.
Saat ini saya masih bisa sedikit menahan tangis demi abang, kalau saya lemah dia juga pasti lemah jadi saya harus pura-pura kuat didepannya.
PCO..'
Polycystic ovary syndrome (PCOS) is one of the most common female endocrine disorders. PCOS is a complex, heterogeneous disorder of uncertain aetiology, but there is strong evidence that it can to a large degree be classified as a genetic disease.[1]
PCOS produces symptoms in approximately 5% to 10% of women of reproductive age (12–45 years old) and is thought to be one of the leading causes of female subfertility.[2][3][4]
The principal features are anovulation, resulting in irregular menstruation, amenorrhea, ovulation-related infertility, and polycystic ovaries; excessive amounts or effects of androgenic(masculinizing) hormones, resulting in acne and hirsutism; and insulin resistance, often associated with obesity, Type 2 diabetes, and high cholesterol levels. The symptoms and severity of the syndrome vary greatly among affected women.
saya sudah berumur 60 tahun.
Saya tinggal di Bali, dimana langit tampak hampir selalu sempurna. Rumah saya tidak jauh dari pantai, tentunya yang masih sepi. Tidak banyak anjing disana jadi saya bisa santai berlari dan tidur beralaskan pasir pantai. Setiap pagi saya lari, baik sendiri maupun berdua. Setelah lari saya beristirahat sebentar di pantai, kemudian kembali beraktifitas.
Aktifitas saya adalah di pusat pengembangan keterampilan hidup untuk anak dengan ketunagrahitaan berat. Semacam SLB, tapi saya tidak menerima anak-anak yang ringan. Selain itu saya juga memiliki lembaga penjaringan siswa berkebutuhan khusus. Supaya mereka semua dapat bersekolah dan dapat tertangani dengan baik.
Disana kami tinggal di pulau terpencil, suami saya sudah membeli tanah disana sejak kami belum memiliki anak, pada usia ketiga pernikahan kami. Dulu tanah ini kami beli dengan harga sangat murah karena dulu belum ada air disini. Masyarakat sekitar menampung hujan.
Sekarang sudah lebih maju.
Kembali ke aktifitas.. setelah mengontrol yayasan, saya pulang untuk makan dan istirahat siang. Setelah itu kembali ke pantai mendengarkan lagu-lagu jazz sambil menuliskan rangkaian cerpen dan project menulis.
kadang saya berpikir, apa yang terjadi jika saya lebih memilih perasaan dibandingkan logika?
bukankah saya tak akan letih menahan tangis?
bukankah saya tak akan merasakan rindu yang luar biasa tanpa seorangpun boleh tahu pada siapa.
bukankah saya tak akan mengharapkan seseorang yang mampu diajak jalan-jalan seputar imajinasi?
bukankah saya tak akan diam-diam menyelinap menengok kebelakang hingga saya terbentur?
bukankah saya tak akan membayangkan apa yang akan terjadi jika saya memilih perasaan dibandingkan dengan logika?
pada kenyataannya saya memilih logika dibandingkan perasaan. pada kenyataannya saya adalah orang yang lebih suka menghadapkan diri pada sakit hati dan pusing kepala dibandingkan memenangkan ego. pada kenyataannya saya adalah orang yang suka menantang diri sendiri.
saya suka cari masalah.
dan bukankah apabila saya memilih perasaan, saya pun akan bertanya bagaimana jika saya memenangkan logika?
tak pernah saya merasakan keadaan yang sempurna, selalu ada "jika saja".
sekedar ingin sharing playlist saya 2 hari terakhir:
1. Adelle - Someone like you
2. Peluk - Dewi Dee Lestari
dan beberapa saat yang lalu..
3. Boat Behind - King of convinience
dengan percakapan yang menyenangkan, dengan udara sehabis hujan, saya langsung ingat bandung. Ingat perjalanan pulang dari kampus:
Langit mulai bersemu jingga, hujan baru saja berhenti menyisakan air di pipi kencana. Saya beradu pandang dengan air hujan di kaca jendela, ketika air itu turun, air mata saya ikut menetes. Air mata yang selalu saja tertahan di penghujung hari. Ketika itu perjalanan pulang selalu diiringi dengan merdu lagu king of convenience atau diana krall..
back to the main idea of this post..
hanya 2 lagu itu saja.. tambah 1 sekarang..
Saya sedang mencintai lagu ini...
"Someone Like You"
I heard that you settled down
That you found a girl and you're married now.
I heard that your dreams came true.
Guess she gave you things I didn't give to you.
Old friend, why are you so shy?
Ain't like you to hold back or hide from the light.
I hate to turn up out of the blue uninvited
But I couldn't stay away, I couldn't fight it.
I had hoped you'd see my face and that you'd be reminded
That for me it isn't over.
Never mind, I'll find someone like you
I wish nothing but the best for you too
Don't forget me, I beg
I remember you said,
"Sometimes it lasts in love but sometimes it hurts instead,
Sometimes it lasts in love but sometimes it hurts instead,"
Yeah.
You know how the time flies
Only yesterday was the time of our lives
We were born and raised
In a summer haze
Bound by the surprise of our glory days
I hate to turn up out of the blue uninvited
But I couldn't stay away, I couldn't fight it.
I had hoped you'd see my face and that you'd be reminded
That for me it isn't over.
Never mind, I'll find someone like you
I wish nothing but the best for you too
Don't forget me, I beg
I remember you said,
"Sometimes it lasts in love but sometimes it hurts instead."
Nothing compares
No worries or cares
Regrets and mistakes
They are memories made.
Who would have known how bittersweet this would taste?
Never mind, I'll find someone like you
I wish nothing but the best for you
Don't forget me, I beg
I remember you said,
"Sometimes it lasts in love but sometimes it hurts instead."
Never mind, I'll find someone like you
I wish nothing but the best for you too
Don't forget me, I beg
I remember you said,
"Sometimes it lasts in love but sometimes it hurts instead,
Sometimes it lasts in love but sometimes it hurts instead."
kalau suatu hari aku dapat berbicara padanya seperti dulu, berdua saja, aku akan katakan kerinduanku pada kehidupan kami.
Setiap hari berangan-angan tentang masa depan yang kami tahu takkan pernah bisa kami miliki.
Rumah di tepi hutan yang bebas dari kebisingan. Dunia benar-benar milik kami berdua saja. Setiap hari bersepeda menikmati panorama. Khayalan kosong yang tidak akan terjadi. Saya rindu pada kehidupan kami yang penuh imajinasi.
Sesampainya di kotabesar kini, saya tak lagi punya watu untuk rekreasi di alam khayal. Semua adalah kenyataan, saya harus berhati-hati di dalamnya. Banyak sekali rasa takut dan kecemasan. Banyak sekali gelap dan petir, jarang sekali hujan turun mebersihkan lara membiaskan air mata, meredupkan bara.