bermula pada kasus anak-anak...

saat ini dalam kehidupan keluarga kecil, saya memandang diri saya sebagai calon ibu.
dalam pekerjaan saya adalah sahabat atau kakak bagi murid-murid saya.
tapi juga seorang anak.

garis bawahi kalimat pertama dan terakhir saja. karena itu yang sedang ada dalam pikiran saya saat ini.

saya adalah seorang anak yang hopefully segera akan menjadi ibu. Dalam pikiran saya masih banyak memori yang terlintas. Memori kebohongan-kebohongan saya pada ibu dan ayah, dan guru-guru saya. Bagaimana saya mengatur kalimat dan situasi sehingga apa yang saya lakukan tampak benar walaupun sebenarnya salah. Apa-apa yang saya lakukan untuk mendapatkan apa yang saya inginkan, atau terkadang sekedar untuk melanggar peraturan.

Masa remaja saya tidak bisa dibilang mulus. saya adalah mantan anak bandel, mungkin masih bandel, saya juga tidak tau. atau tidak mau tau.
masa remaja saya berisi kebohongan-kebohongan dan alasan.

yang saya pikirkan sekarang:
apa yang bisa saya lakukan kepada anak saya nantinya, agar ia tidak menjadi seperti saya.
Kalau dipikirkan sekarang ini, saya sedikit menyesal saya telah melanggar apa-apa yang telah ditetapkan ibu dan ayah. Bukan menyesal karena hukuman apa yang saya dapatkan setelah itu, tapi menyesal karena suatu hari saya akan merasakan menjadi ibu dan mungkin saya akan terkena karma?
menyesal karena ternyata semua kebandelan saya tidak ada gunanya dan menghasilkan sakit hati.
menyesal karena ternyata guru dan orangtua saya benar.

saat ini saya adalah guru dan orangtua. Dua pribadi yang dulu sering saya bohongi.
dan saat ini saya jadi faham, bahwa tidak mungkin sama sekali guru saya percaya dengan kebohongan-kebohongan saya.

saya takut.

0 Response to "bermula pada kasus anak-anak..."

Post a Comment