awal tahun yang sunyi

Aku kehilangan ikatan dengan hujan. Bahkan beberapa kali aku berdecak kecewa ketika hujan turun. Setiap kali itu terjadi, aku merasakan galau yang luar biasa di malam harinya.

Malam ini aku membungkan bibir, menggelapkan pengelihatan, menyumbat kedua kupingku untuk waktu yang cukup lama. Aku tak ingin terganggu. Setelah melakukan berbagai kewajibanku, aku langusng masuk kamar. Memasang nyawa melankolisku kembali: Ari-Reda dengan Musikalisasi puisi Sapardi Djoko Damono, dan kalimat-kalimat Ia yang sempurna di hati ku.

Keramaian tadi malam membuatku merasa hilang. Seperti biasa, aku dan keramaian bukanlah komposisi yang tepat. Seperti mencampur adukkan racikan teh yang sudah sempurna. Seperti meminum kopi dengan air yang kurang matang. Tidak lagi dapat dinikmati, dan efek semua itu baru terasa ketika semuanya sudah terjadi.

Aktifitasku akhir-akhir ini, sungguh memperkosa imajinasi. Aku tak lagi punya kesempatan untuk sendiri dan melihat gambar apa yang awan berikan padaku hari ini. Ada cerita apa dibalik wajah orang di depanku. Tak ada semua itu. Aku ingin berlibur, tanpa perlu basa basi. Tanpa perlu banyak bicara.

0 Response to "awal tahun yang sunyi"

Post a Comment