harap

dalam keletihan yang teramat sangat, aku menyadari bahwa ketidakberadaanmu-lah yang membuat semua sakit ini semakin terasa. Menusuk kedua pundakku, membuatku merasa seperti berada dalam tumpukan batu kerikil yang tajam. Membuatku ingin terus menangis menangis menangis.

Nyatanya kau hadir, tapi tak pernah benar-benar ada. Ragamu terasa namun jiwamu hampa. Hanya tatapan mata yang kosong yang membuatku merasa teramat sendiri. Decakmu kecewa saat ku membutuhkan perhatianmu. Genggam tanganmu yang dingin. Pelukmu yang tak menghangatkan. Belaimu yang tajam.

Cinta bukanlah suatu hal yang bisa ku pinta, bukanlah suatu hal yang bisa kau paksakan. Cinta bukanlah pula hal yang bisa didustakan. Semua itu terasa, apabila nyata. Dibalik semua kisah kita, adakah cerita yang masih terbuka? Ada kah diantara kau dan aku, seseorang yang masih membuka kedua tangannya, membuka kecup membuka peluk? Masih adakah? Masihkah?


0 Response to "harap"

Post a Comment