karena kata adalah istana, kata IA

tulisan ini saya khususkan untuk Ia.
Ia, setiap kali aku membaca tulisanmu, aku selalu ingin menangis. Teringat bagaimana aku tidak lagi punya waktu untuk menuliskan perasaan-perasaanku. Terlalu lelah untuk melepaskan melankolisme kedalam kata. Terlalu bersemangat untuk mengekspresikan bahagiaku lewat barisan huruf.
Ia, setiap kali aku membaca tulisanmu, aku selalu ingin menangis. Teringat bagaimana semena-mena dan self centered nya aku karena menganggap tulisanmu adalah cerminan kehidupanku. Lucu.
Ia, bagaimana kau sempat melepaskan keluh, peluh, tawa dan senyummu dalam kata-kata yang begitu indah -ditengah suara tangis anak-anakmu, panggilan dari istrimu, dan waktu bekerjamu?

aku sedikit merindukan masa-masa sendiriku.

karena kata adalah adalah istana, katamu. Ya, aku setuju. Apalagi kata-kata itu adalah tulisan perasaan

0 Response to "karena kata adalah istana, kata IA"

Post a Comment