Sore ini saya menghabiskan waktu sendiri di rumah. Akhirnya setelah sekian lama saya merasakan kehidupan yang terlalu ramai, saya merasakan tenang ini lagi. A whole day of silent. Enjoying myself in the room watching DVDs. Saya benar-benar menikmati hari ini sampai pada waktu dimana saya membaca kekecewaan yang mendalam terhadap berbagai hal.
Dimana saya membaca semua itu? Di mimpi saya, di handphone saya, di halaman blog saya yang telah lama tidak ter update.
Saya nyalakan speaker dan memasang lagu-lagu jadul versi GLEE cast, saya menulis.
Seperti hari-hari kemarin, saya ingin menangis. Saya bukan tidak bahagia. Saya hanya merasa adanya keperluan untuk menangis. Menangisi apa saya pun tak tau. Air mata ini hanya terus terus terus keluar tanpa bisa saya cegah. Saya merasa membutuhkan sebuah pelukan tapi saya juga tahu pelukan itu hanya akan menambah derasnya air mata saya mengguyur wajah.
Lihatlah betapa penuhnya blog saya dengan keluhan keluah, atau kesedihan. Bukankah kata mereka saya adalah orang yang bahagia? Kebahagiaan itu menguap sejak saya kuliah. Berganti menjadi skeptisme dan ketidakpercayadirian yang bersembunyi dalam jiwa saya.
Dimana saya membaca semua itu? Di mimpi saya, di handphone saya, di halaman blog saya yang telah lama tidak ter update.
Saya nyalakan speaker dan memasang lagu-lagu jadul versi GLEE cast, saya menulis.
Seperti hari-hari kemarin, saya ingin menangis. Saya bukan tidak bahagia. Saya hanya merasa adanya keperluan untuk menangis. Menangisi apa saya pun tak tau. Air mata ini hanya terus terus terus keluar tanpa bisa saya cegah. Saya merasa membutuhkan sebuah pelukan tapi saya juga tahu pelukan itu hanya akan menambah derasnya air mata saya mengguyur wajah.
Lihatlah betapa penuhnya blog saya dengan keluhan keluah, atau kesedihan. Bukankah kata mereka saya adalah orang yang bahagia? Kebahagiaan itu menguap sejak saya kuliah. Berganti menjadi skeptisme dan ketidakpercayadirian yang bersembunyi dalam jiwa saya.
Pernah saya katakan pada suami saya, "aku merasa pujian yang diberikan kepadaku adalah sebuah sindiran. dan itu berlaku kepada semua orang kecuali ibu, kakak dan ayah." Kalau mau tahu kehidupan saya ketika SMA dulu, saya sering berkaca dan mengatakan pada diri saya bahwa saya tidak jelek-jelek amat kok. Dan sekarang yang sering saya katakan di depan kaca adalah bagaimana rambut saya tidak mau diatur, lingkar mata saya lebih hitam daripada seharusnya, dan lain lain.
by the way, saya sudah sendirian dari pukul 12 tadi siang sampai sekarang, sudah maghrib dan entahlah kapan mereka akan pulang. Suami saya sedang bekerja di luar kota. Saya duduk dalam keadaan sakit dan takut akan mendapatkan penyakit yang sama seperti waktu itu. saya pun merasa bersalah karena kurang bertanggung jawab terhadap pekerjaan saya, setidaknya itulah yang ia katakan.
Saya mau tidur lagi saja.